TUGAS MAKALAH KELOMPOK
MATA KULIAH KECAKAPAN ANTAR PERSONAL
Menganalisa Efektivitas
Komunikasi Interpersonal
Antara Managenement Personalia dan Karyawan
Diajukan untuk melengkapi tugas Ujian Akhir Semester-5
Program studi Teknik Informatika
OLEH :
1.
TRIYA SYIFA’AUR RAHMAH
2.
UYUM UMYATI
3.
EKA OKTAVIA
4.
AZIS YUSRAN FAUZI
5.
LIANA
DOSEN PEMBIMBING:
Ibu WISYE
TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK MUHAMMADIYAH
CILEUNGSI – BOGOR
JANUARI 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kecakapan Antar Personal ini.
Tugas
ini kami susun dalam rangka memenuhi nilai tugas Ujian Akhir Semester (UAS) semester-5.
Dalam tugas makalah ini kami diberikan tema oleh Ibu Wisye selaku Dosen
Pembimbing mata kuliah Kecakapan Antar Personal mengenai efektifitas komunikasi
dan budaya kerja antara bagian personalia suatu perusahaan dengan karyawannya.
Dari tema ini kami belajar khususnya cara berkomunikasi yang baik dan benar
antara individu satu dengan yang lainnya sesuai dengan kapasitas kedudukan dan
tanggung jawab yang diberikan. Makalah ini kami buat dengan harapan dapat
menjadi penambah nilai dan dapat diambil manfaat dan pembelajaran bagi yang
membacanya.
Kami
menyadari tugas ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kedepannya
besar harapan kami kepada Dosen Pembimbing agar tidak bosan membantu membimbing
dalam memberikan materi- materi jika ada yang saya kurang pahami. Sesudahnya,
kami mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan dan terimakasih.
Hormat Kami,
Triya, Uyum, Eka, Liana & Azis.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan manajemen
personalia (sumber daya manusia), yaitu merupakan kegiatan khusus yang
berkaitan dengan penentuan kebutuhan sumber daya manusia perusahaan, baik
kebutuhan jangka pendek maupun kebutuhan jangka panjang.
Manajemen
Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya
manusia dalam organisasi.Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan
kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen
personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan,
mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah
(kuantitas) dan tipe (kualitas).
Manajemen
sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan
karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi
karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.Manajemen sumber daya manusia
melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara
langsung sumber daya manusianya.
B. Perumusan Maasalah
Berdasarkan uraian latar belakang
diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah yaitu :
- Apakah yang dimaksud dengan manajemen personalia ?
- Mengetahui apa saja fungsi dari manajemen personalia.
- Bagaimana budaya kerja dan komunikasi yang baik dan efektif antara manajemen personalia dengan bidang lain, karyawan khususnya?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan ini yaitu khususnya untuk memenuhi tugas Kecakapan Antar
Personal, dan pada umumnya untuk mengulas tentang efektifitas komunikasi dan budaya
kerja antara bagian personalia suatu perusahaan dengan karyawannya. Dari tema
ini kami belajar khususnya cara berkomunikasi yang baik dan benar antara
individu satu dengan yang lainnya sesuai dengan kapasitas kedudukan dan
tanggung jawab yang diberikan dan memungkinkan
managemen personalia dan pegawai menggunakan segala kemampuannya, minatnya, dan
kesempatan untuk bekerja sebaik mungkin. Makalah ini kami buat dengan harapan dapat menjadi penambah
nilai dan dapat diambil manfaat dan pembelajaran bagi yang membacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Manajemen Personalia / SDM
Manajemen personalia adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan,
penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi
atau kelompok bekerja atau juga dapat diartikan sebagai sebuah Manajemen proses
yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,
pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi
pekerjaan.Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan
tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi,
kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.
- Fungsi Manajemen Personalia
1.
Perencanaan
Perencanaan
adalah usaha sadar dalam pengambilan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di
masa depan dalam danoleh suatu organisasidalam rangka pencapaian
tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.
2.
Rekrutmen & seleksi
Rekrutmen
(Recruitment) adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi
posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan
kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya
memenuhi spesifikasi pekerjaan. Seleksi
tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian
banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah
menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum
vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara
pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan.
Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test
tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
4.
Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan
(training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan
keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga kera. Menurut
pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah
keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja
pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
5.
Evalauasi Kinerja
Evaluasi
sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, yaitu perencanaan, pengorganisasian
atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan pengendalian. Sebagai bagian dari
fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri. Fungsi-fungsi
seperti fungsi pemantauan dan pelaporan dapat dilakukan pada saat peertemuan
atau rapat dengan bagian, departemen atau divisi lain perusahaan tersebut. Evaluasi
sangat bermanfaat agar organisasi atau perusahaan tidak mengulangi kesalahan
yang sama setiap kali.
6.
Komensasi
Pemberian
balas jasa langsung dan tidak langsung berbentuk uang atau barang kepada
karyawan sebagai imbal jasa( output) yang diberikannya kepada perusahaan.
Prinsip Kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab.
7.
Pengintegrasian
Kegiatan
untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga
tercipta kerjasama yang serasi da saling menguntungkan.
8.
Pemeliharaan
Kegiatan
untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan
agar tercipta kerjasama yang panjang.
9.
Pemberhentian
Pemutusan
hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha.
- Budaya Kerja dan Komunikasi yang Baik dan Efektif antara Manajemen Personalia dengan Bidang Lain, Karyawan Khususnya.
Pada dasarnya, setiap orang
memerlukan komunikasi interpersonal sebagai salah satu bantu dalam kelancaran
bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi interpersonal
merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, dan merupakan
cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan,
perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian
yang sama antara komunikator dan komunikan. Secara umum, definisi komunikasi
interpersonal adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran ata informasi
dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu (biasanya dalam
komunikasi diadik) sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh
penyampaian pikiran-pikiran atau informasi.
Komunikasi interpersonal dari seoran
Personalia ke Karyawan merupakan komunikasi yang mempunyai efek besar dalam hal
mempengaruhi kerja sebuah perusahaan. Oleh karena saling berhadapan muka, maka
masing-masing pihak dapat langsung mengetahui respon yang diberikan, serta
mengurangi tingkat ketidak jujuran ketika sedang terjadi komunikasi. Sedangkan
apabila komunikasi interpersonal itu terjadi secara sekunder, sehingga antara
Personalia dan Karyawan terhubung media, efek komunikasi sangat dipengaruhi
oleh karakteristik interpersonalnya. Misalnya saling berkomunikasi melalui
media telepon seluler, maka efek komunikasi tidak semata-mata dipengaruhi oleh
kualitas pesan dan kecanggihan media, namun yang lebih penting adalah adanya ikatan
interpersonal yang bersifat emosional.
Ada fakta
yang harus kita perhatikan, bahwa dalam berkomunikasi perhatian kita justru
lebih tertuju kepada figur orang yang berkomunikasi dengan kita. Perbedaan
latar belakang pendidikan, latar belakang budaya, perbedaan kemampuan,
perbedaan karakter dari tiap orang dan faktor-faktor lainnya akan mempengaruhi
tingkat keefektifan komunikasi.
Seorang
karyawan baru biasanya beradaptasi dengan Personalia atau atasan bermula dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a)
Keinginan memperoleh pengalamamn baru,
b)
Keinginan untuk mendapatkan respon,
c)
Keinginan akan pengakuan,
d)
Keinginan akan rasa aman.
Sikap dan emosi menunjukkan
perasaan seseorang tentang objek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan
ini menjadi konsep yang mempresentasikan suka atau tidak suka. Bila orang yang
anda cintai melecehkan anda, anda akan berekasi secara emosional, karena itu
dilakukan secara sadar. Jantung anda kan berdetak lebih cepat, kulit memberikan
respon dengan mengeluarkan keringat, dan napas terengah – engah ( proses
fisiollogis). Anda mungkin membalah cemoohan itu dengan kata – kata keras.
Situasi adalah juga salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh
lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional ini berupa
Komunikasi dapat di katakan efektif antara
personalia dan karyawan apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang
dituju, pesan di tindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara suka rela oleh
penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi, dan tidak
ada hambatan untuk itu. Komunikasi interpersonal di katakan efektif,apabila
memenuhi tiga persyaratan utama,yaitu :
a.
Pengertian yang sama dengan terhadap
makna pesan.
Salah satu indikator yang dapat di
gunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan efektif,adalah apabila makna pesan
yang di kirim oleh Personalia sama dengan makna pesan yang diterima oleh
Karyawan ataupun sebaliknya. Pada tataran empiris,seringkali terjadi mis komunikasi
yang di sebabkan oleh karena komunikan memahami makna pesan tidak sesuai dengan
yang di maksudkan oleh salahsatu pihak.
b.
Meningkatkan kualitas hubungan
antarpribadi.
Efektivitas dalm komunikasi
interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap
rekan,keluarga,dan kolega. Hal ini disebabkan pihak pihak yang saling
berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu, sehinggamerasa
perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi.
Banyak orang menjadi sukses karena
memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Komunikasi interpersonal
yang efektif berfungsi membantu anda untuk :
1.
Membentuk dan menjaga hubungan baik antar personalia dan karyawan.
2.
Menyampaikan pengetahuan.
3.
Mengubah sikap dan perilaku.
4.
Pemecahan masalah hubungan antar pribadi.
5.
Citra hubungan kerja menjadi lebih baik.
Komunikasi interpersonal yang
efektif akan membantu anda mengantarkan kepada tercapainya tujuan perusahaan.
Jika komunikasi interpersonal tidak berhasil,akibatnya bisa apa saja,dari
sekedar membuang waktu,sampai akibat buruk yang tragis. Misalnya saja, kegagalan
komunikasi antara personalia dan karyawan yaitu salah paham mengatur jadwal
kerja karyawan,hitungan gaji dan jam lembur, pengiriman barang, jadwal cuti dan
tunjangan, dan lain sebagainya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
saat kita di tempatkan sebagai Personalia sebuah perusahaan agar komunikasi
dengan karyawan berjalan dengan baik:
a.
Respect
Hukum
pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif adalah respect,
ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Rasa hormat dan saling merhargai merupakan hukum yang pertama dalam
kita berkomunikasi dengan orang lain.
b. Empathy
Empathy
(empati) dalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita
pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Komunikasi empatik
dilakukan dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat
membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun
kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan meningkatkan
kemampuan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan
memudahkan penerimaan komunikan menerimanya. Sehingga nantinya pesan kita akan
dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau
penolakan dari
penerima.
c. Audible
Makna dari audible
antara lain: dapat didengarkan atau dimengertikan atau dimengerti dengan baik.
Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima
umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan
dapat diterima oleh penerima pesan.
d. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat
dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang terkait dengan itu adalah
kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi
atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti
keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi interpersonal kita perlu
mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan),
sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan.
e. Humble
Hukum ke lima dalam membangun
komunikasi interpersonal yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini
merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita
miliki. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok
komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang
handal, yang dapat menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dengan keadaan
komunikan. Komunikasi interpersonal yang tidak mempertimbangkan keadaan
komunikan, akan menghasilkan komunikasi yang arogan, satu arah, dan seringkali
menjengkelkan orang lain.
f. Keterbukaan (openness)
Keterbukaan
ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenaan
menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Dalam proses komunikasi
interpersonal, keterbukaan menjadi salah satu sikap positif. Hal ini
disebabkan, dengan keterbukaan, maka komunikasi interpersonal akan berlangsung
secara adil, transparan, dua arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang
berkomunikasi.
g. Sikap positif (positiveness)
Sikap
positif (positiveness) ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku.
Sikap positif dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku dan sikap,
antara lain:
·
Menghargai orang lain
·
Berfikiran positif terhadap orang
lain
·
Tidak menaruh curiga secara
berlebihan
·
Meyakini pentingnya orang lain
·
Memberikan pujian dan penghargaan
·
Komitmen menjalin kerjasama.
e. Kesetaraan (equality)
Kesetaraan (equality)
ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak
sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Indicator kesetaraan
meliputi:
·
Menempatkan diri setara dengan orang
lain
·
Menyadari akan adanya kepentingan
yang berbeda
·
Mengakui pentingnya kehadiran orang
lain
·
Tidak memaksa kehendak
·
Komunikasi dua arah
·
Saling memerlukan
·
Suasana
komunikasi akrab dan nyaman.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan ini kami dapat mengambil kesimpulan bahwa
manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan,
penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi
kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen
sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang
memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
Pencapaian produktivitas tenaga kerja
perusahaan ingin sesuai yang diinginkannya harus didukung oleh
kegiatan-kegiatan departemen personalia perusahaan tersebut. Pemberian reward
dari atasan atan Personalia khususnya untuk pencapaian prestasi seorang
karyawan, pemberian hukuman dan sanksi ataupun hubungan komunikasi kerja
sehari-hari dengan karyawan harus dilakukan dengan profesionalitas dan dewasa.
Jika kita ditempatkan sebagai Personalia harus memahami setiap kondisi dan
situasi saat kita mengambil tindakan atau suatu keputusan.