LAPORAN HASIL BELAJAR
MATA KULIAH JARINGAN KOMPUTER


Dibuat untuk melengkapi tugas Ujian Akhir Semester-5
Program studi Teknik Informatika




OLEH :
UYUM UMYATI

DOSEN PEMBIMBING:
Bapak Acep Supardi S.Komp


TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK MUHAMMADIYAH
CILEUNGSI – BOGOR
JANUARI 2015

CARA KERJA KABEL UTP CROSS & STRAIGHT
UTP merupakan kependekan dari Unshielded Twisted Pair. Dinamakan Unshielded karena kabel UTP tidak dilengkapi dengan pelinsung yang memungkinkan kabel tersebut kurang tahan dengan interferensi elektromagnetik. Disebut Twisted Pair karena didalamnya terdapat kabel-kabel yang disusun saling berpasangan spiral atau saling berlilitan.
Jumlah kabel yang ada didalam kabel UTP adalah 8, sehingga terdapat 4 pasang kabel yang saling berlilitan. Fungsi dari lilitan ini adalah sebagai eliminasi dan induksi kebocoran. Dari 8 buah kabel yang ada, yang digunakan untuk pengiriman dan penerimaan data hanya 4 saja (2 pasang). Apabila satu pasang bertindak sebagai pengirim (tx) pada ujung pertama, maka pada ujung kedua pasangan kabel tersebut akan bertindak sebagai penerima data (rx).
Kabel UTP Category 1
Kabel ini mentransmisikan data dengan kecepatan rendah. Biasanya digunakan untuk komunikasi telepon dan juga menghubungkan modem dengan line telepon.

Kabel UTP Category 2
Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan transfer mencapai 4 Mbps. Kabel UTP kategori 2 ini sering digunakan untuk topologi token ring.

Kabel UTP Category 3
Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan transfer mencapai 10 Mbps.

Kabel UTP Category 4
Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan transfer mencapai 16 Mbps.

Kabel UTP Category 5
Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan transfer mencapai 100 Mbps.

Kabel UTP Category 5e (enchanced
Mempu mentransmisikan data dengan kecepatan transfer mencapai 1000 Mbps, dengan freluensi 100 MHz.

Kabel UTP Category 6

Mempu mentransmisikan data dengan kecepatan transfer mencapai 1000 Mbps, dengan freluensi 200 MHz.

Kabel UTP Category 7
Mempu mentransmisikan data dengan kecepatan transfer mencapai 1000 Mbps, dengan freluensi 400 MHz.



Untuk dapat menghubung komputer dengan komputer atau perangkat jaringan lainnya, kabel utp menggunakan konektor RJ-45 sebagaimedia penghubungnya. Karena jumlah kabel ada 8 buah, jadi tidak boleh sembarangan dalam pemasangannya. Karena ada sebuah standard yang mengatur masalah penyusunan kabel UTP, yaitu EIA/TIA 568A dan EIA/TIA 568B. Berikut adalah gambar yang menunjukan susunan kabel UTP berdasarkan EIA/TIA 568A dan EIA/TIA 568B.

 Alat-alat yang Dibutuhkan Saat Membuat Kabel Cross dan Kabel Straight

1. Tang Trimping
Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap 2
2. kabel UTP
Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap 3
3. Konektor RJ-45
Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap 4
4. Lan Tester
Susunan dan Cara Membuat Kabel UTP Straight dan Cross Lengkap 5


Cara Membuat:

1. Kupas bagian ujung kabel UTP, kira-kira 2 cm. dengan tang crimping
2. Buka pilinan kabel, luruskan dan urutankan kabel sesuai standar gambar.
3. Setelah urutannya sesuai standar, potong dan ratakan ujung kabel. dipotong menggunakan tang crimping
4. Masukan kabel yang sudah lurus dan sejajar tersebut ke dalam konektor RJ-45, dan pastikan semua kabel posisinya sudah benar dengan posisi sebagai berikut:
Kabel Straight

Ujung kabel 1 – Ujung kabel 2
Putih Orange – Putih Orange
Orange – Orange
Putih Hijau – Putih Hijau
Biru – Biru
Putih Biru – Putih Biru
Hijau – Hijau
Putih Coklat – Putih Coklat
Coklat – Coklat

5. Lakukan crimping menggunakan Tang crimping, tekan tang crimping dan pastikan semua pin (kuningan) pada konektor RJ-45 sudah “menggigit” tiap-tiap kabel. biasanya akan terdengar suara “klik”.

Kabel Cross

Membuat kabel cross memiliki langkah yang hampir sama dengan kabel straight, perbedaannya hanya terletak pada urutan warna dari kedua ujung kabel. Berbeda dengan kabel straight yang memiliki urutan warna sama di kedua ujung kabel, kabel cross memiliki urutan warna yang berbeda pada kedua ujung kabel.

Ujung Kabel 1 – Ujung kabel 2
Putih Orange – Putih Hijau
Orange – Hijau
Putih Hijau – Putih Orange
Biru – Biru
Putih Biru – Putih Biru
Hijau – Orange
Putih Coklat – Putih Coklat
Coklat – Coklat




6.  Dan langkah terakhir yang harus kita lakukan adalah mengecek kabel yang sudah kita buat tadi dengan menggunakan alat Lan Tester, caranya masukan masing-masing ujung kabel (konektor RJ-45) ke masing-masing port yang tersedia pada Lan Tester, nyalakan dan pastikan semua lampu LED menyala sesuai dengan urutan kabel yang kita buat. Bila ada lampu LED yang tidak menyala berarti ada kesalahan saat melakukan crimping dengan tang crimping.

kabel-straight-yang-benar

Fungsi Kabel Straight
Kabel dengan kombinasi ini digunakan untuk koneksi antar perangkat yang berbeda jenis. contohnya sebagai berikut:
  1. Menghubungkan antara computer dengan switch
  2. Menghubungkan computer dengan LAN pada modem cable/DSL
  3. Menghubungkan router dengan LAN pada modem cable/DSL
  4. Menghubungkan switch ke router
  5. Menghubungkan hub ke router
Fungsi Kabel Cross
Kabel dengan kombinasi ini adalah diperuntukkan untuk koneksi peer to peer antara perangkat yang sejenis. contohnya sebagai berikut ini:
  1. Menghubungkan 2 buah komputer secara langsung
  2. Menghubungkan 2 buah switch
  3. Menghubungkan 2 buah hub
  4. Menghubungkan switch dengan hub
  5. Menghubungkan komputer dengan router



TUGAS MAKALAH KELOMPOK
MATA KULIAH KECAKAPAN ANTAR PERSONAL

Antara Managenement Personalia dan Karyawan

Diajukan untuk melengkapi tugas Ujian Akhir Semester-5
Program studi Teknik Informatika


OLEH :
1.     TRIYA SYIFA’AUR RAHMAH
2.     UYUM UMYATI
3.     EKA OKTAVIA
4.     AZIS YUSRAN FAUZI
5.     LIANA

DOSEN PEMBIMBING:
Ibu WISYE

TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNIK MUHAMMADIYAH
CILEUNGSI – BOGOR
JANUARI 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kecakapan Antar Personal ini.

Tugas ini kami susun dalam rangka memenuhi nilai tugas Ujian Akhir Semester (UAS) semester-5. Dalam tugas makalah ini kami diberikan tema oleh Ibu Wisye selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Kecakapan Antar Personal mengenai efektifitas komunikasi dan budaya kerja antara bagian personalia suatu perusahaan dengan karyawannya. Dari tema ini kami belajar khususnya cara berkomunikasi yang baik dan benar antara individu satu dengan yang lainnya sesuai dengan kapasitas kedudukan dan tanggung jawab yang diberikan. Makalah ini kami buat dengan harapan dapat menjadi penambah nilai dan dapat diambil manfaat dan pembelajaran bagi yang membacanya.

Kami menyadari tugas ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kedepannya besar harapan kami kepada Dosen Pembimbing agar tidak bosan membantu membimbing dalam memberikan materi- materi jika ada yang saya kurang pahami. Sesudahnya, kami mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan dan terimakasih.


Hormat Kami,

Triya, Uyum, Eka, Liana & Azis.


BAB I
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang
            Kegiatan manajemen personalia (sumber daya manusia), yaitu merupakan kegiatan khusus yang berkaitan dengan penentuan kebutuhan sumber daya manusia perusahaan, baik kebutuhan jangka pendek maupun kebutuhan jangka panjang.
Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi.Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas).
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
B. Perumusan Maasalah
    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah yaitu :
  1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen personalia ?
  2. Mengetahui apa saja fungsi dari manajemen personalia.
  3. Bagaimana budaya kerja dan komunikasi yang baik dan efektif antara manajemen personalia dengan bidang lain, karyawan khususnya?
C. Tujuan
            Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu khususnya untuk memenuhi tugas Kecakapan Antar Personal, dan pada umumnya untuk mengulas tentang efektifitas komunikasi dan budaya kerja antara bagian personalia suatu perusahaan dengan karyawannya. Dari tema ini kami belajar khususnya cara berkomunikasi yang baik dan benar antara individu satu dengan yang lainnya sesuai dengan kapasitas kedudukan dan tanggung jawab yang diberikan dan memungkinkan managemen personalia dan pegawai menggunakan segala kemampuannya, minatnya, dan kesempatan untuk bekerja sebaik mungkin. Makalah ini kami buat dengan harapan dapat menjadi penambah nilai dan dapat diambil manfaat dan pembelajaran bagi yang membacanya. 
BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Manajemen Personalia / SDM   
            Manajemen personalia adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja atau juga dapat diartikan sebagai sebuah Manajemen proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
            Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan.Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.
  1. Fungsi Manajemen Personalia
 1. Perencanaan
Perencanaan adalah usaha sadar dalam pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam danoleh suatu organisasidalam rangka pencapaian tujuan yang telah dilakukan sebelumnya.
        2. Rekrutmen & seleksi
Rekrutmen (Recruitment) adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi pekerjaan. Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.

        4. Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja tenga kera. Menurut pasal I ayat 9 undang-undang No.13 Tahun 2003. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.
       5. Evalauasi Kinerja
Evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, yaitu perencanaan, pengorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring) dan pengendalian. Sebagai bagian dari fungsi manajemen, fungsi evaluasi tidaklah berdiri sendiri. Fungsi-fungsi seperti fungsi pemantauan dan pelaporan dapat dilakukan pada saat peertemuan atau rapat dengan bagian, departemen atau divisi lain perusahaan tersebut. Evaluasi sangat bermanfaat agar organisasi atau perusahaan tidak mengulangi kesalahan yang sama setiap kali.
       6. Komensasi
Pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa( output) yang diberikannya kepada perusahaan. Prinsip Kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab.
       7. Pengintegrasian
Kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi da saling menguntungkan.
       8. Pemeliharaan
Kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta kerjasama yang panjang.
       9. Pemberhentian
Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antar pekerja dan pengusaha.

  1. Budaya Kerja dan Komunikasi yang Baik dan Efektif antara Manajemen Personalia dengan Bidang Lain, Karyawan Khususnya. 
Pada dasarnya, setiap orang memerlukan komunikasi interpersonal sebagai salah satu bantu dalam kelancaran bekerja sama dengan orang lain dalam bidang apapun. Komunikasi interpersonal merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi seseorang, sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan komunikan. Secara umum, definisi komunikasi interpersonal adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran ata informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu (biasanya dalam komunikasi diadik) sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh penyampaian pikiran-pikiran atau informasi.

Komunikasi interpersonal dari seoran Personalia ke Karyawan merupakan komunikasi yang mempunyai efek besar dalam hal mempengaruhi kerja sebuah perusahaan. Oleh karena saling berhadapan muka, maka masing-masing pihak dapat langsung mengetahui respon yang diberikan, serta mengurangi tingkat ketidak jujuran ketika sedang terjadi komunikasi. Sedangkan apabila komunikasi interpersonal itu terjadi secara sekunder, sehingga antara Personalia dan Karyawan terhubung media, efek komunikasi sangat dipengaruhi oleh karakteristik interpersonalnya. Misalnya saling berkomunikasi melalui media telepon seluler, maka efek komunikasi tidak semata-mata dipengaruhi oleh kualitas pesan dan kecanggihan media, namun yang lebih penting adalah adanya ikatan interpersonal yang bersifat emosional.

Ada fakta yang harus kita perhatikan, bahwa dalam berkomunikasi perhatian kita justru lebih tertuju kepada figur orang yang berkomunikasi dengan kita. Perbedaan latar belakang pendidikan, latar belakang budaya, perbedaan kemampuan, perbedaan karakter dari tiap orang dan faktor-faktor lainnya akan mempengaruhi tingkat keefektifan komunikasi.

Seorang karyawan baru biasanya beradaptasi dengan Personalia atau atasan bermula dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a)      Keinginan memperoleh pengalamamn baru,
b)      Keinginan untuk mendapatkan respon,
c)      Keinginan akan pengakuan,
d)     Keinginan akan rasa aman.

Sikap dan emosi menunjukkan perasaan seseorang tentang objek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang mempresentasikan suka atau tidak suka. Bila orang yang anda cintai melecehkan anda, anda akan berekasi secara emosional, karena itu dilakukan secara sadar. Jantung anda kan berdetak lebih cepat, kulit memberikan respon dengan mengeluarkan keringat, dan napas terengah – engah ( proses fisiollogis). Anda mungkin membalah cemoohan itu dengan kata – kata keras.

                  Situasi adalah juga salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional ini berupa
a.       faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim
b.       faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
c.        faktor temporal, misal keadaan emosi
d.       suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara
e.        teknologi
f.        faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu
g.        lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
h.       stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

Komunikasi dapat di katakan efektif antara personalia dan karyawan apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang dituju, pesan di tindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi, dan tidak ada hambatan untuk itu. Komunikasi interpersonal di katakan efektif,apabila memenuhi tiga persyaratan utama,yaitu :

a.        Pengertian yang sama dengan terhadap makna pesan.

Salah satu indikator yang dapat di gunakan sebagai ukuran komunikasi dikatakan efektif,adalah apabila makna pesan yang di kirim oleh Personalia sama dengan makna pesan yang diterima oleh Karyawan ataupun sebaliknya. Pada tataran empiris,seringkali terjadi mis komunikasi yang di sebabkan oleh karena komunikan memahami makna pesan tidak sesuai dengan yang di maksudkan oleh salahsatu pihak.

b.        Meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi.

Efektivitas dalm komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap rekan,keluarga,dan kolega. Hal ini disebabkan pihak pihak yang saling berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu, sehinggamerasa perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi.





Banyak orang menjadi sukses karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang lain. Komunikasi interpersonal yang efektif berfungsi membantu anda untuk :

1.      Membentuk dan menjaga hubungan baik antar personalia dan karyawan.
2.      Menyampaikan pengetahuan.
3.      Mengubah sikap dan perilaku.
4.      Pemecahan masalah hubungan antar pribadi.
5.      Citra hubungan kerja menjadi lebih baik.

Komunikasi interpersonal yang efektif akan membantu anda mengantarkan kepada tercapainya tujuan perusahaan. Jika komunikasi interpersonal tidak berhasil,akibatnya bisa apa saja,dari sekedar membuang waktu,sampai akibat buruk yang tragis. Misalnya saja, kegagalan komunikasi antara personalia dan karyawan yaitu salah paham mengatur jadwal kerja karyawan,hitungan gaji dan jam lembur, pengiriman barang, jadwal cuti dan tunjangan, dan lain sebagainya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat kita di tempatkan sebagai Personalia sebuah perusahaan agar komunikasi dengan karyawan berjalan dengan baik: 

a.       Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi interpersonal yang efektif adalah respect, ialah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling merhargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain.

b.      Empathy
Empathy (empati) dalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Komunikasi empatik dilakukan dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan meningkatkan kemampuan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerimaan komunikan menerimanya. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau
penolakan dari penerima.

c.       Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengertikan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.

d.      Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum ke empat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi interpersonal kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan.

e.       Humble
Hukum ke lima dalam membangun komunikasi interpersonal yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal, yang dapat menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai dengan keadaan komunikan. Komunikasi interpersonal yang tidak mempertimbangkan keadaan komunikan, akan menghasilkan komunikasi yang arogan, satu arah, dan seringkali menjengkelkan orang lain.

f.       Keterbukaan (openness)
Keterbukaan ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenaan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Dalam proses komunikasi interpersonal, keterbukaan menjadi salah satu sikap positif. Hal ini disebabkan, dengan keterbukaan, maka komunikasi interpersonal akan berlangsung secara adil, transparan, dua arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi.

g.      Sikap positif (positiveness)
Sikap positif (positiveness) ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Sikap positif dapat ditunjukkan dengan berbagai macam perilaku dan sikap, antara lain:
·         Menghargai orang lain
·         Berfikiran positif terhadap orang lain
·         Tidak menaruh curiga secara berlebihan
·         Meyakini pentingnya orang lain
·         Memberikan pujian dan penghargaan
·         Komitmen menjalin kerjasama.






e.       Kesetaraan (equality)
Kesetaraan (equality) ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Indicator kesetaraan meliputi:
·         Menempatkan diri setara dengan orang lain
·         Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda
·         Mengakui pentingnya kehadiran orang lain
·         Tidak memaksa kehendak
·         Komunikasi dua arah
·         Saling memerlukan
·          Suasana komunikasi akrab dan nyaman.




BAB III
 KESIMPULAN

                        Dari pembahasan ini kami dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
            Pencapaian produktivitas tenaga kerja perusahaan ingin sesuai yang diinginkannya harus didukung oleh kegiatan-kegiatan departemen personalia perusahaan tersebut. Pemberian reward dari atasan atan Personalia khususnya untuk pencapaian prestasi seorang karyawan, pemberian hukuman dan sanksi ataupun hubungan komunikasi kerja sehari-hari dengan karyawan harus dilakukan dengan profesionalitas dan dewasa. Jika kita ditempatkan sebagai Personalia harus memahami setiap kondisi dan situasi saat kita mengambil tindakan atau suatu keputusan.